Tuesday, June 30, 2009

Ulang Tahun Bank Indonesia dan Sejarah Cikalbakalnya


Tepat hari ini, Rabu tanggal 1 Juli 2009 adalah HUT Bank Indonesia yang ke 56. Berkaitan dengan itu kami sengaja mengangkat tulisan tentang sejarah cikal bakal BI yang menjadi mutiara pejaran berharga bagi anak negeri..


Kita Mewarisi Institusi Dengan Darah Rakyat Mengalir di Dalamnya
Kita mewarisi sebuah institusi yang kedua tangannya dulu pernah berlumuran darah rakyat negeri ini. Di atas samudera air mata dari jutaan pribumi nusantara, institusi De Javasche Bank diresmikan pendiriannya pada tanggal 24 Januari 1828 oleh pemerintah Hindia Belanda. Kita mewarisi sebuah institusi yang tidak bebas nilai, yang sikap dan kebijakannya sangatlah dapat menentukan kehidupan berjuta-juta bahkan beratus juta nyawa. Kemana rakyat negeri ini akan dibawa? Ke gerbang negeri sejahtera atau ke dalam lembah derita dan airmata?
Dalam nafas satu-satu dari berjuta pribumi yang ditindas dan diperas tenaganya oleh pemerintahan kolonial Belanda, institusi ini pernah menjadi urat nadi penyedotan sumber daya yang seakan tak terpuaskan, mengalirkan kekayaan negeri dari nusantara ke negeri tanah rendah sana. Tugas pertama De Javasche Bank, sesuai Oktroi pertama 1827, adalah memulihkan mata uang dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. “Pertumbuhan ekonomi” yang dimaksud di sini tentu saja adalah akumulasi kekayaan kerajaan Wolanda, melalui beragam metoda penghisapan, yaitu tanam paksa, kerja rodi, pemungutan pajak, dan lain-lain kebijakan pemerintah kolonial. Sampai dengan tahun 1853, De Javasche Bank memberikan kredit jangka pendek kepada swasta yang bergerak dalam sektor perdagangan terutama perdagangan komoditas hasil tanam paksa. Juga pembiayaan ekspor komoditas hasil tanam paksa.
Dengan kaki tangan bank-bank swasta yang didirikan di tanah Hindia Belanda, seperti Bank Dagang Hindia Belanda (Nederlansche Indische Escompto Maatschappij/NIEM yang paling utama), Koloniale Bank, Handelsvereeniging Amsterdam, Dorrepaal & Co, Vorstenlanden…institusi ini pernah turut menghantarkan nusantara ke zaman puncak eksploitasinya! Mengalirkan berton-ton emas yang digali oleh tangan-tangan anak negeri ke negeri sang ratu untuk membangun bendungan, jalan raya dan jembatan di negeri sana. Dari tahun 1831-1877, perbendaharaan negeri Belanda menerima 832 juta florins. Sebelum tahun 1850, kiriman uang tersebut mengisi sekitar 19% dari pendapatan negara Belanda. Lalu menjadi sekitar 32% pada tahun 1851-1860, dan menjadi sekitar 34% pada tahun 1860-1866 !!
Pada tahun 1902, De Javasche Bank menerbitkan uang kertas Nederland Indische pecahan seratus gulden dan mendedikasikannya kepada seorang “pahlawan” kerajaan oranye: Jan Pieterszoon Coen (1587-1629). Kepahlawanannya dinobatkan oleh Sri Ratu kerajaan Belanda, dan institusi ini mengabadikan “kepahlawanan” itu ke dalam uang kertas yang diedarkan ke seluruh pelosok nusantara. Seakan berjuta pribumi di nusantara yang ditindas dan ratusan ribu jiwa yang dilenyapkannya, selama ia menjabat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda (1619-1623) dan lagi (1627-1629), tak memiliki hak apa-apa tuk menggugat "kemuliaan"nya (catat: segenap pribumi pewaris resmi Pulau Banda diusirnya, diasingkan dan dibiarkan mati kelaparan, atau diperbudak pada perkebunan rempah-rempah milik VOC).Seakan institusi ini merestui prinsip penindasan Jan Pieterrszoon Coen yang tanpa ampun… merestuinya sebagai sebuah kebijaksanaan suci, "Dispereert niet, ontziet uw vijanden niet, want God is met ons! "...Despair not, spare your enemies not, for God is with us! (sic).
Kita mewarisi sebuah institusi, yang kedua tangannya dulu pernah berlumuran darah dan air mata rakyat negeri ini.…dan kini.. kepada rakyat seluruhnya ia harus balas mengabdi !!..
Selamat Ulang Tahun, Bank Indonesia
Janoe


Comments :

0 komentar to “Ulang Tahun Bank Indonesia dan Sejarah Cikalbakalnya”

Post a Comment

 

Copyright © 2009 by SBU INSTITUTE